Salah satu prestasi yang penulis raih,
karena inspirasi dari falsafah kehidupan semut
1.
Setiap semut bila bertemu atau berpapasan dengan
semut yang lain, semut itu akan bertegur sapa dan bersalam – salaman. Disini
bisa diartikan bahwa semut saja bisa menjalin keakrabannya dengan sesame semut.
Apalagi kita sebagai manusia yang sempurna, apalagi seorang guru tentu hal
tersebut haruslah dilakukan setidaknya agar lebih bisa mengakrabkan dengan
bertegur sapa atau bersalaman. Sebagai tauladan bagi para siswanya untuk saling
menyapa, saling bersalaman, minimal saling melempar senyum; bukan malah
membuang muka atau pura-pura tidak mengenal.
2.
Setiap semut adalah suatu binatang yang pandai
berorganisasi. Dikarenakan setiap semut bila menjumpai makanan ia akan saling
tolong menolong untuk mengambil makanan tersebut tanpa mementingkan dirinya
sendiri. Ini sangat dibutuhkan oleh kita untuk mencontoh semut, dimana
seseorang tidak mempentingkan kehidupan pribadinya saja karena kemewahan.
Sedangkan tetangganya mengalami kesulitan dan kelaparan dalam menjalani
kehidupannya. Sebagai seorang guru seharusnya saling membantu dalam kesulitan,
baik kesulitan dalam melakukan pembelajaran, ataupun kesulitan dalam kehidupan
sehari-hari. Bukan malah membuat sebuah group atau genk seperti istilah kawula
muda. Membuat kelompok hingga berdampak pada kegiatan yang dilakukan
sehari-hari. Jika ada guru yang berhalangan masuk karena sakit, maka tidak akan
mau menggantikan kalau bukan kelompok/ groupnya. Apakah kita sebagai seorang
guru tidak malu dengan apa yang telah dilakukan oleh semut.
3.
Setiap semut bila menemukan makanan tidak akan
dimakannya ditempat makanan itu ditemukan melainkan dibawa kesarangnya untuk
dimakan bersama – sama. Ini pun bisa dijadikan contoh oleh manusia, setidaknya
bila sang ayah yang bekerja dan jauh dari keluarga tidak memakan – makan yang
enak sendirian saja. Melainkan dibawa kerumah untuk dimakan secara bersama oleh
keluarga, sanak family ataupun tetangga yang berdekatan. Sebagai seorang guru,
jika mendapatkan tambahan ilmu jangan dibiasakan untuk digunakan sendiri, akan
tetapi berikanlah dan tularkan kepada teman yang lain, serta aplikasikan untuk
anak didik, sehingga ilmu yang didapat benar-benar bermanfaat bagi banyak
orang. Apa yang guru lakukan meskipun tidak dilihat oleh anak didik kita namun
tetap akan terpancar jiwa dan aura sebagai seorang yang dijadikan panutan.
4.
Setiap semut melambangkan suatu kehidupan yang
pantang menyerah, ulet dan sejati dalam mencari makanan. Ia akan berusaha untuk
mendapatkan makanan walaupun terdapat resiko yang mengerikan seperti terinjak
oleh manusia. Ini berkenaan dengan manusia agar tak menyerah dalam mengarungi
kehidupan ini yang penuh tantangan. Akan tetapi berusaha sekuat tenaga untuk
mencari rizki yang halal demi memenuhi kehidupan keluarga. Walaupun resikonya
teramat berat. Sebagai seorang guru, dalam menghadapi perkembangan dunia
pendidikan era globalisasi jangan mudah menyerah ataupun putus asa. Jangan
sampai kita kalah banyak dengan murid-murid kita. Apapun yang akan kita hadapi
harus mampu kita jalani. Berusahalah sesuai kemampuan yang kita miliki, jangan
mudah menyerah dan jangan mudah pasrah.
5.
Binatang semut merupakan binatang yang istimewa
karena seorang nabi Sulaiman pernah ditegur oleh semut agar ia tidak sombong
untuk menginjak semut sembarangan ketika ia dan pasukannya melintasi kumpulan semut.
Ini pun menjadi pelajaran untuk kita agar tak semena – mena menginjakan kaki
kita sembarangan dihadapan semut. Karena semut pun ciptaan sang pencipta,
artinya jangan menindas kaum yang lemah, sedangkan kita sendiri merasa kuat.
Begitu pula sebagai seorang guru, janganlah mentang-mentang sebagai guru lalu
berbuat semaunya kepada murid-muridnya, memberikan tugas tanpa dikoreksi,
memberikan catatan ditinggal pergi, ataupun murid disuruh membuat laporan,
gurunya membaca koran. Jangan salahkan murid jika akhirnya merasa tidak nyaman
di sekolah. Guru yang istimewa tentu akan menjadi idola bagi murid-muridnya,
selalu dirindukan, dan dijadikan panutan, sehingga selalu diturut apa yang
dikatakan.
6.
Setiap semut direlakan untuk dimangsa binatang
lainnya seperti cecak, ular dan sebagainya. Ini menjadi perhatian untuk manusia
agar bersiap – siaplah bahwa kehidupan ini penuh dengan persaingan. Kadang
persaingan itu kita menangkan dan kadang terkalahkan. Tetapi setiap persaingan
pasti ada timbal baiknya kita relakan saja bila kita kalah dalam persaingan
tersebut. Tetap bersemangat meraih hari esok yang lebih baik. Segala tindakan
seorang guru hendaknya dilandasi dengan keikhlasan karena dengan keikhlasan
kita akan berbuat dan bertindak tanpa beban. Memperlakukan para murid
selayaknya anak sendiri, sehingga ikhlas hati dan tidak dendam. Apakah ada
orang tua yang tega memarahi anaknya dengan membabi buta, karena anaknya
berbuat kesalahan? Tentu tidak ada. Seperti itu pula seorang guru memperlakukan
muridnya, senakal apapun muridnya janganlah sampai marah tidak tertahankan,
membawa penggaris sebagai pukulan. Hal ini tidak akan terjadi jika guru itu
mengajar dengan penuh keikhlasan.
Pengbdian yang tak lekang oleh waktu, adalah
kiasan yang tepat bagi seorang guru, tiada lapu, tiada rusak, karena akan terpakai selama hidup.
Ilmu yang diberikan akan bermanfaat selama ada kehidupan. Setiap insan tidak
akan lepas dari seorang guru. Guru bagian dari kehidupan yang tak pernah punah
atau hilang. Falsafah semut juga menginspirasi penulis dalam meraih Prestasi. Bagaimana tidak, dalam meraih prestasi penulis tidak bisa lepas dari sifat pantang menyerah, selalu antusias, berani mengungkapkan dan menghadapi tantangan, melakukan apa yang bisa dilakukan, bisa mengambil hati kepada teman, saudara, keluarga, ataupun anak didik kita. Sehingga bisa bekerja sama dalam meraih prestasi yang penulis inginkan. Semua sifat yang penulis ungkapkan ini dimiliki oleh semut. Walaahu a'alam bisowab...