Kamis, 25 September 2014

Strategi Pembelajaran TOP Estafet Figur

Unknown   at  01.17  No comments



Top Estafet Figur (TEF), 
Strategi Pembelajaran dengan Figur yang ada di Sekitar Anak

Survey tempat yang akan digunakan Pembelajaran TEF


Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti dilibatkan dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pedidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada di sekolah sisanya ada di rumah dan masyarakat.
Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Sehubungan dengan ini, setiap guru sangat diharapkan memiliki ciri khas kepribadioan yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis.
Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, surau, rumah dan sebagainya.
Peran guru adalah ganda, di samping ia sebagai pengajar sekaligus senagai pendidik. Dalam rangka mengembangkan tugas atas peran gandanya maka oleh Zakiah Drajah disarankan agar guru memiliki persyaratan kepribadian sebagai guru yaitu ; Suka bekerja keras, demokratis, penyayang, menghargai kepribadian peserta didik, sabar, memilki penegtahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermacam-macam, perawakan menyenangkan dan berkelakuan baik, adil dan tidak memihak, toleransi, mantap dan stabil, ada perhatian terhadap persoalan peserrta didik, lincah mampu memuji, berbuat baik dan menghargai peserta didik, cukup dalam pengajaran.
Tujuan Model Pembelajaran TOP ESTAFET FIGUR ini adalah:
     Menghilangkan rasa kejenuhan siswa yang selama ini hanya satu yang dihadapi, yaitu guru kelasnya saja.
      Keinginan mencoba dengan inovasi pembelajaran yang variatif.
    Menambah rasa senang terhadap pelajaran yang diterima. Misal bahasa Indonesia yang selama ini diberikan dengan metode ceramah saja, dengan peragaan seni ini diharapkan ada variasi yang lain.
      Menambah rasa percaya diri terhadap siswa yang dijadikan figur.
   Pembelajaran bukan bersifat Teacher Centered, ataupun student Centered, namun Figur centered juga sangat berperan. Semua terlibat aktif.
                    Pembelajaran diharapkan menjadi lebih menyenangkan 


Tags:
About the Author

Write admin description here..

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pengunjung

© 2013 Goresan Senja. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9Published..Blogger Templates
Blogger templates. creative by Ahmad.