Ketika Anak Menangis
Sebagai seorang guru terkadang menjumpai anak yang menangis, atau marah tanpa sebab, hal semacam ini bisa mengundang rasa ketidak sabaran pada diri kita sebagai seorang guru ataupun orang tua sendiri. Menurut para ahli berpendapat bahwa selalu ada alasan di balik tangisan seorang
anak. Anak dan balita biasanya memiliki tiga motivasi dasar ketika
menangis, seperti dilansir oleh My Health News Daily (14/04), diantaranya anak meminta perhatian, anak mempunyai keinginan, menghindari perintah, dan mejaga konsekuensi.
1. Anak meminta perhatian
Pada dasarnya anak selalu ingin diperhatikan, di sayang, dituruti segala kemauannya, ataupun biasanya memulai dengan bertingkah sangat
manis dan menyenangkan. kemudian ketika perhatian orang tua mereka
teralihkan, mereka akan mulai rewel untuk mendapatkan perhatian lagi.
Cara mengatasinya adalah dengan tak melakukan apa-apa. Orang tua
sebaiknya tetap mengabaikan anaknya ketika mereka mulai rewel meminta
perhatian, tentu saja dengan catatan bahwa pengabaian ini tak berdampak
buruk pada anak. Jika orang tua terus memberikan perhatian mereka ketika
anak menangis, ini membuat anak mempelajari bahwa itu adalah
satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian orang tua. Selanjutnya dia
akan terus menangis
2. Menghindari Perintah
Anak dan balita juga suka menangis untuk menolak perintah dari orang
tua mereka. Misalkan untuk tidur atau membersihkan mainannya. Jenis
tangisan ini dilakukan untuk mengulur waktu agar mereka tak disuruh
melakukan hal yang tidak mereka sukai. Selain itu, anak akan menangis
karena merasa perintah orang tua mengganggu hak otonomi mereka.
Jika ini terjadi, jangan abaikan anak. Mengabaikan jenis tangisan ini
justru bisa berdampak buruk. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan
yang baik pada anak untuk melakukan sesuatu sebelum dia mulai menangis.
Ketika meminta anak melakukan sesuatu, orang tua juga bisa menawarkan
bantuan sehingga mereka merasa tidak kesulitan dan mau melakukannya.
3. Menjaga Konsistensi
Orang tua tak bisa menghentikan
tangisan anak mereka, sebaiknya biarkan mereka menangis. Karena ketika
orang tua sudah 'dikalahkan' oleh tangisan, anak-anak akan terus
melakukannya sebagai bentuk konsistensi.
Portegal membandingkan hal ini dengan cara kerja mesin game slot.
Biasanya seseorang akan terus memainkan permainan tersebut meski mereka
tidak mendapat keuntungan di dalamnya. Begitu juga dengan tangisan anak.