Selasa, 17 Maret 2015

Mengenali anak ketika menangis

Unknown   at  10.42  No comments


Ketika Anak Menangis
Sebagai seorang guru terkadang menjumpai anak yang menangis, atau marah tanpa sebab, hal  semacam ini bisa mengundang rasa ketidak sabaran pada diri kita sebagai seorang guru ataupun orang tua sendiri. Menurut para ahli berpendapat bahwa selalu ada alasan di balik tangisan seorang anak. Anak dan balita biasanya memiliki tiga motivasi dasar ketika menangis, seperti dilansir oleh My Health News Daily (14/04), diantaranya anak meminta perhatian, anak mempunyai keinginan, menghindari perintah, dan mejaga konsekuensi.
1. Anak meminta perhatian
Pada dasarnya anak selalu ingin diperhatikan, di sayang, dituruti segala kemauannya, ataupun biasanya memulai dengan bertingkah sangat manis dan menyenangkan. kemudian ketika perhatian orang tua mereka teralihkan, mereka akan mulai rewel untuk mendapatkan perhatian lagi.
Cara mengatasinya adalah dengan tak melakukan apa-apa. Orang tua sebaiknya tetap mengabaikan anaknya ketika mereka mulai rewel meminta perhatian, tentu saja dengan catatan bahwa pengabaian ini tak berdampak buruk pada anak. Jika orang tua terus memberikan perhatian mereka ketika anak menangis, ini membuat anak mempelajari bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian orang tua. Selanjutnya dia akan terus menangis
2. Menghindari Perintah
Anak dan balita juga suka menangis untuk menolak perintah dari orang tua mereka. Misalkan untuk tidur atau membersihkan mainannya. Jenis tangisan ini dilakukan untuk mengulur waktu agar mereka tak disuruh melakukan hal yang tidak mereka sukai. Selain itu, anak akan menangis karena merasa perintah orang tua mengganggu hak otonomi mereka. Jika ini terjadi, jangan abaikan anak. Mengabaikan jenis tangisan ini justru bisa berdampak buruk. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan yang baik pada anak untuk melakukan sesuatu sebelum dia mulai menangis. Ketika meminta anak melakukan sesuatu, orang tua juga bisa menawarkan bantuan sehingga mereka merasa tidak kesulitan dan mau melakukannya.
3. Menjaga Konsistensi
Orang tua tak bisa menghentikan tangisan anak mereka, sebaiknya biarkan mereka menangis. Karena ketika orang tua sudah 'dikalahkan' oleh tangisan, anak-anak akan terus melakukannya sebagai bentuk konsistensi. Portegal membandingkan hal ini dengan cara kerja mesin game slot. Biasanya seseorang akan terus memainkan permainan tersebut meski mereka tidak mendapat keuntungan di dalamnya. Begitu juga dengan tangisan anak.



Tags:
About the Author

Write admin description here..

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Pengunjung

© 2013 Goresan Senja. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9Published..Blogger Templates
Blogger templates. creative by Ahmad.