Pengalaman Gupres di Tingkat Nasional

Berfoto dengan Dokumen Portofolio Guru Prestasi Provinsi Jawa Tengah

Pengalaman yang Tak Terlupakan

        Dalam sejarah pengabdian memerlukan keikhlasan terhadap tugas yang diemban. Apapun tugas jika dilakukan dengan senang hati lambat laun akan membuahkan hasil yang menakjubkan. Sebagaimana seekor semut yang setiap hari dengan tekun mencari dan mencari potongan makanan dan dikumpulkan diliang dengan harapan tidak akan kelaparan jika nanti musim kemarau tiba. tetap ada persediaan untuk siapapun yang membutuhkan. Sama halnya dengan kita sebagai Hamba Allah yang telah sanggup menerima tugas harus menjalaninya penuh ketekunan, kegigihan, kesabaran, dan keuletan. Sehingga apa yang kita lakukan dapat bermanfaat bagi orang banyak.

         Ajang bergengsi lomba guru prestasi dari tingkat kota hingga tingkat Nasional jika dapat diraih dan dilewati ternyata banyak sekali pengalaman. Mulai dari yang tidak mengenakkan hingga yang mengenakkan. Ujian tertulis, Wawancara, Presentasi dilalui mulai dari tingkat Kota hingga tingkat Nasional. Para Profesor yang semula jauh dari bayangan, saat itu ada didepan mata kita untuk bertanya dalam wawancara. Para guru intelek pilihan provinsi seluruh Indonesia berunjuk kebolehan dalam perang pengalaman, perang pengetahuan, perang strata, dan banyak hal yang diajukan dalam peperangan, sehingga benar-benar tergembleng sebagai pengalaman yang tiada dapat terlupakan.

         Banyaknya pengalaman ditunjukan dalam hasil dokumen yang dibawa, banyaknya pengetahuan ditunjukkan dalam hasil kompetensi test tertulis dan wawancara, sehingga apa yang kita bawa hanyalah sebuah keberuntungan karena ditingkat Nasional lawannya adalah orang-orang pilihan. Semua hanya Allah yang menentukan. berserah diri dalam sujud, sujud, dan sujud. Tiada daya dan kekuatan selain kekuatan dari Allah yang Maha Kuat.

         Apapun hasil dari kompetisi ini adalahsebuah momentum dalam pengabdian, semua terukir indah dalam sejarah kehidupan, tertata rapi bak prasasti di sanubari. Semoga pengalaman ini berarti bagi para pengabdi, yang selalu setia penuh keikhlasan dan kesabaran dengan sepenuh hati.

Continue Reading→

Periodisasi SD IT Yabis

 Gedung SD IT Yabis dan STTIB Yabis Bontang Kaltim

SD IT Yabis berdiri pada tahun 1989 satu tahun setelah TK IT Yabis berdiri. Pada awal berdirinya SD IT Yabis bernama SD Yabis. Diawal tahun berdirinya SD Islam Yabis Tahun 1989 - 1995 yang menjadi kepala sekolah adalah Dra.Syarifah Hanifah. Untuk selanjutnya berganti setiap 5 tahun sekali Setelah itu Drs. Pardiyanto, kemudian Drs Ahmad Maslik, diteruskan bpk Sayuti, S.Pd, dan saat ini Moh Fauzi S.Pd. Perkembangan yang begitu pesat menghantarkan SD IT Yabis saat ini berlebel Terpadu. Keterpaduan dalam 9 pengelolaan, mulai dari RKS hingga MonEv. Masing-masing kepala Sekolah membawa misi dan program unggulan, dari awal berdiri sampai periode kepemimpinan kedua SD Islam Yabis masih berbenah untuk menempatkan posisi pengakuan di masyarakat. Berkat perjuangan kepemimpinan bu Syarifah dan bpk Pardiyanto dapat menghantarkan kepemimpinan yang ketiga yang membuahkan program Islam Terpadu. Tepatnya pada kepemimpinan ketiga Drs Ahmad Maslik. kemudian disusul kepemimpinan keempat bpk Sayuti, S.Pd dengan Programnya Fullday Shcool. Dan saat ini Penanaman karakter kepribadian yang ditekankan pada periode kelima Moh fauzi, S.Pd. Mulai tahun 2000 SD Yabis berubah lebel menjadi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT). Keterpaduan pendidikan yang semula hanya sebatas sekolah Islam dengan muatan agama sesuai kurikulum Depag yang meliputi pendidikan Aqidah akhlak, hafalan Juz’ama, hafalan do’a-do’a harian, ibadah praktek, dan mengenal hadist pendek. Kemudian dipadu dengan memasukkan kulturisasi pendidikan Islam dan pembelajaran Al Qur’an dengan metode Qiroaty. Dengan demikian tenaga guru-pun harus menambah, khususnya yang mempunyai keahlian dalam pembelajaran Al Qu’an. Di kota Bontang ada Lembaga yang menangani Pengembangan Al – Qur’an (LPPTKA). Oleh karenanya sebagian besar yang mengajukan permohonan lamaran untuk menjadi guru Al Qur’an di lingkungan Yabis adalah ustadz dan ustadzah yang berkecimpung di lembaga Pengembangan Al Qu’an tersebut. Namun sebagian besar berijasah Madrasah Aliah atau lulusan dari Pondok Pesantren. Dengan demikian kwalifikasi pendidikan tidak sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan untuk tingkat Sekolah Dasar. Selain kwalifikasi pendidikan juga pemahaman proses pembelajaran dan pengelolaan peserta didik tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karenanya Yayasan Yabis mengambil langkah untuk mengadakan pelatihan bagi guru Al Qur’an secara periodik. Dan Alhamdulillah bisa berjalan hingga sekarang. Sejak keterpaduan pendidikan itu Yayasan Yabis memberi lebel Islam Terpadu.

Continue Reading→