Featured Articles
All Stories

Sabtu, 04 April 2015




 Awalnya masih harus didampingi
 Menunjukkan hasil karya tanpa ekspresi
 
Menerima Hadiah, kesempatan untuk menutupi diri

Kreatifitas anak dapat terasah dari pembiasaan. Tetapi juga kadang dapat muncul karena kemauan. Kemauan murni terdorong dari dalam  diri siswa. Sedang Pembiasaan muncul karena sudah ada pengaruh dari orang lain. Pembiasaan muncul jika ada pengenalan. Pengenalan membutuhkan ketrampilan dari orang-orang terdekat dengan anak.Jika orang yang dekat dengan anak tersebut tidak memahami kejiwaan anak maka tidak akan mungkin memunculkan keberanian. Guru salah satu orang yang dekat dengan anak, tentu saja sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Kesabaran, ketlatenan, kegigihan seorang guru sangat berperan bagi perkembangan anak.
Sering kali anak menjadi kurban dari ambisi orang tua, Orang tua maunya anak berani, dan tampil yang terbaik, sementara si anak masih ingin bermain semaunya sendiri. akibatnya emosi orang tua yang muncul dengan kemarahan sehingga membuat anak menangis. dai sini posisi seorang guru harus mampu menjadi motivasi bagi para siswa agar mampu mengembangkan kemampuannya. Kesabaran seorang guru dituntut agar anak mampu berkembang dan berkreasi dengan pikirannya.
Salah satu contoh siswa yang kesehariannya jarang berbicara, hanya senyum-senyum saja dan tidak pernah mau jika disuruh melakukan sesuatu. Tiba-tiba ada kegiatan lomba, dia meminta kepada orang tuanya untuk ikut. Dengan segala gaya rengekannya meminta agar dibelikan peralatan lomba, sampai membuat orang tua tidak percaya bahwa anaknya mau mengikuti lomba. Dengan penuh kesabaran orang tua hanya menuruti apa yang dia minta, padahal hari lomba semakin mendesak. bahkan formulir pendaftaranpun sudah hilang entah kemana. Dengan segala cara orang tua tersebut menanyakan kepada guru kelasnya, dan dengan kesabaran guru kelasnya pula formulir itu diberikan walaupun dengan catatan sebenarnya pendaftaran sudah tidak melayani lagi. Namun semua berkat kesabaran dari orang-orang terdekat akhirnya terpenuhi keinginan si anak tersebut. lomba pun diikutinya, dan tidak percaya saat namanya dipanggil sebagai pemenang. Subhanallah wal hamdulillah. Sesuatu yang luar biasa. Sekali mengikuti lomba ternyata bisa. paling tidak mengurangi rasa malu dalam kesehariannya. Menumbuhkan keberanian, memupuk kreatifitasnya.  Semoga dapat memotivasi bagi diri anak untuk kedepannya. insya Allah. Amiin
         
              

Kreatifitas Perlu Kesabaran

Unknown   at  15.32  No comments




 Awalnya masih harus didampingi
 Menunjukkan hasil karya tanpa ekspresi
 
Menerima Hadiah, kesempatan untuk menutupi diri

Kreatifitas anak dapat terasah dari pembiasaan. Tetapi juga kadang dapat muncul karena kemauan. Kemauan murni terdorong dari dalam  diri siswa. Sedang Pembiasaan muncul karena sudah ada pengaruh dari orang lain. Pembiasaan muncul jika ada pengenalan. Pengenalan membutuhkan ketrampilan dari orang-orang terdekat dengan anak.Jika orang yang dekat dengan anak tersebut tidak memahami kejiwaan anak maka tidak akan mungkin memunculkan keberanian. Guru salah satu orang yang dekat dengan anak, tentu saja sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Kesabaran, ketlatenan, kegigihan seorang guru sangat berperan bagi perkembangan anak.
Sering kali anak menjadi kurban dari ambisi orang tua, Orang tua maunya anak berani, dan tampil yang terbaik, sementara si anak masih ingin bermain semaunya sendiri. akibatnya emosi orang tua yang muncul dengan kemarahan sehingga membuat anak menangis. dai sini posisi seorang guru harus mampu menjadi motivasi bagi para siswa agar mampu mengembangkan kemampuannya. Kesabaran seorang guru dituntut agar anak mampu berkembang dan berkreasi dengan pikirannya.
Salah satu contoh siswa yang kesehariannya jarang berbicara, hanya senyum-senyum saja dan tidak pernah mau jika disuruh melakukan sesuatu. Tiba-tiba ada kegiatan lomba, dia meminta kepada orang tuanya untuk ikut. Dengan segala gaya rengekannya meminta agar dibelikan peralatan lomba, sampai membuat orang tua tidak percaya bahwa anaknya mau mengikuti lomba. Dengan penuh kesabaran orang tua hanya menuruti apa yang dia minta, padahal hari lomba semakin mendesak. bahkan formulir pendaftaranpun sudah hilang entah kemana. Dengan segala cara orang tua tersebut menanyakan kepada guru kelasnya, dan dengan kesabaran guru kelasnya pula formulir itu diberikan walaupun dengan catatan sebenarnya pendaftaran sudah tidak melayani lagi. Namun semua berkat kesabaran dari orang-orang terdekat akhirnya terpenuhi keinginan si anak tersebut. lomba pun diikutinya, dan tidak percaya saat namanya dipanggil sebagai pemenang. Subhanallah wal hamdulillah. Sesuatu yang luar biasa. Sekali mengikuti lomba ternyata bisa. paling tidak mengurangi rasa malu dalam kesehariannya. Menumbuhkan keberanian, memupuk kreatifitasnya.  Semoga dapat memotivasi bagi diri anak untuk kedepannya. insya Allah. Amiin
         
              
Continue Reading→

Kamis, 19 Maret 2015



 
 Foto bersama ibu Suharsimi Arikunta

Guru Sebagai Figur
Salah satu guru besar Universitas Negeri Yogyakarta, yang ditugaskan kembali setelah masa pensiun, dan sampai sekarang masih selalu menghasilkan karya tulis. Karya tulis tersebut berupa buku yang dipergunakan dikalangan perguruan tinggi, saat ini telah berusia 78 tahun. Beliau adalah ibu Suharsimi Arikunta. Ketika memberikan kuliah, beliau mengatakan bahwa " Guru itu sebagai figur bagi para siswanya, bagi masyarakat, harus bisa memilah, memilih dalam menentukan prioritas. Harus memahami sifat dan karakter anak didiknya...".
Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa seseorang dapat belajar dengan mengamati orang lain. Melakukan apa yang dipelajari. Karena itu perlu diperhatikan agar para siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk mengamati model-model perilaku yang baik, dan mengurangi kesempatan untuk melihat model yang kurang baik.
Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti dilibatkan dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pedidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada di sekolah sisanya ada di rumah dan masyarakat.
Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Oleh karenanya diharapkan seorang guru mempunyai ciri khas kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan psikologis pedagogis. Dalam pengertian sederhana bahwa guru adalah orang yang memberikan ilmu.

Guru sebagai Figur

Unknown   at  05.46  No comments



 
 Foto bersama ibu Suharsimi Arikunta

Guru Sebagai Figur
Salah satu guru besar Universitas Negeri Yogyakarta, yang ditugaskan kembali setelah masa pensiun, dan sampai sekarang masih selalu menghasilkan karya tulis. Karya tulis tersebut berupa buku yang dipergunakan dikalangan perguruan tinggi, saat ini telah berusia 78 tahun. Beliau adalah ibu Suharsimi Arikunta. Ketika memberikan kuliah, beliau mengatakan bahwa " Guru itu sebagai figur bagi para siswanya, bagi masyarakat, harus bisa memilah, memilih dalam menentukan prioritas. Harus memahami sifat dan karakter anak didiknya...".
Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa seseorang dapat belajar dengan mengamati orang lain. Melakukan apa yang dipelajari. Karena itu perlu diperhatikan agar para siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk mengamati model-model perilaku yang baik, dan mengurangi kesempatan untuk melihat model yang kurang baik.
Guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti dilibatkan dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pedidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada di sekolah sisanya ada di rumah dan masyarakat.
Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Oleh karenanya diharapkan seorang guru mempunyai ciri khas kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan psikologis pedagogis. Dalam pengertian sederhana bahwa guru adalah orang yang memberikan ilmu.

Continue Reading→



  Media Lagu sebagai salah satu cara memunculkan motivasi belajar siswa

Metode pembelajaran akan berhasil dengan baik, apabila didukung oleh media pembelajaran yang menarik. Ketertarikan siswa dengan media menyebabkan munculnya motivasi belajar yang akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain kepiawaian seorang guru dalam menggunakan strategi dan media pembelajaran. untuk memunculkan motivasi siswa biasanya pembelajaran dikemas secara menyenangkan. Senang tidak terlepas dari nilai seni. Siswa yang terbiasa serius, mudah marah, dan serba serius, akan mudah diarahkan jika pikirannya senang.
Lagu merupakan salah satu media untuk mengendorkan syaraf yang serius, tegang dan mudah  emosi. Dengan lagu biasanya anak-anak terpancing ceria, dinamis dan tidak apatis. Apalagi didukung oleh pembawa yang cukup energik. Sarana yang menarik, bagi siswa kelas 3 SD tentu saja merupakan hal yang baru untuk menarik perhatian anak. Oleh karenanya akan merubah pembelajaran yang cukup tegang, misalnya dalam pembelajaran PKn, IPS ataupun IPA menjadi menyenangkan jika pembelajaran dikemas dalam sebuah lagu.
Fungsi media lagu ini salah satunya adalah untuk memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, menghilangkan kejenuhan belajar, dan memunculkan keceriaan siswa, sehingga pelajaran mudah dicerna dan diingat. Otomatis motivasi belajar akan muncul dengan sendirinya.

Media Lagu

Unknown   at  05.15  No comments



  Media Lagu sebagai salah satu cara memunculkan motivasi belajar siswa

Metode pembelajaran akan berhasil dengan baik, apabila didukung oleh media pembelajaran yang menarik. Ketertarikan siswa dengan media menyebabkan munculnya motivasi belajar yang akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain kepiawaian seorang guru dalam menggunakan strategi dan media pembelajaran. untuk memunculkan motivasi siswa biasanya pembelajaran dikemas secara menyenangkan. Senang tidak terlepas dari nilai seni. Siswa yang terbiasa serius, mudah marah, dan serba serius, akan mudah diarahkan jika pikirannya senang.
Lagu merupakan salah satu media untuk mengendorkan syaraf yang serius, tegang dan mudah  emosi. Dengan lagu biasanya anak-anak terpancing ceria, dinamis dan tidak apatis. Apalagi didukung oleh pembawa yang cukup energik. Sarana yang menarik, bagi siswa kelas 3 SD tentu saja merupakan hal yang baru untuk menarik perhatian anak. Oleh karenanya akan merubah pembelajaran yang cukup tegang, misalnya dalam pembelajaran PKn, IPS ataupun IPA menjadi menyenangkan jika pembelajaran dikemas dalam sebuah lagu.
Fungsi media lagu ini salah satunya adalah untuk memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, menghilangkan kejenuhan belajar, dan memunculkan keceriaan siswa, sehingga pelajaran mudah dicerna dan diingat. Otomatis motivasi belajar akan muncul dengan sendirinya.
Continue Reading→

Selasa, 17 Maret 2015


Ketika Anak Menangis
Sebagai seorang guru terkadang menjumpai anak yang menangis, atau marah tanpa sebab, hal  semacam ini bisa mengundang rasa ketidak sabaran pada diri kita sebagai seorang guru ataupun orang tua sendiri. Menurut para ahli berpendapat bahwa selalu ada alasan di balik tangisan seorang anak. Anak dan balita biasanya memiliki tiga motivasi dasar ketika menangis, seperti dilansir oleh My Health News Daily (14/04), diantaranya anak meminta perhatian, anak mempunyai keinginan, menghindari perintah, dan mejaga konsekuensi.
1. Anak meminta perhatian
Pada dasarnya anak selalu ingin diperhatikan, di sayang, dituruti segala kemauannya, ataupun biasanya memulai dengan bertingkah sangat manis dan menyenangkan. kemudian ketika perhatian orang tua mereka teralihkan, mereka akan mulai rewel untuk mendapatkan perhatian lagi.
Cara mengatasinya adalah dengan tak melakukan apa-apa. Orang tua sebaiknya tetap mengabaikan anaknya ketika mereka mulai rewel meminta perhatian, tentu saja dengan catatan bahwa pengabaian ini tak berdampak buruk pada anak. Jika orang tua terus memberikan perhatian mereka ketika anak menangis, ini membuat anak mempelajari bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian orang tua. Selanjutnya dia akan terus menangis
2. Menghindari Perintah
Anak dan balita juga suka menangis untuk menolak perintah dari orang tua mereka. Misalkan untuk tidur atau membersihkan mainannya. Jenis tangisan ini dilakukan untuk mengulur waktu agar mereka tak disuruh melakukan hal yang tidak mereka sukai. Selain itu, anak akan menangis karena merasa perintah orang tua mengganggu hak otonomi mereka. Jika ini terjadi, jangan abaikan anak. Mengabaikan jenis tangisan ini justru bisa berdampak buruk. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan yang baik pada anak untuk melakukan sesuatu sebelum dia mulai menangis. Ketika meminta anak melakukan sesuatu, orang tua juga bisa menawarkan bantuan sehingga mereka merasa tidak kesulitan dan mau melakukannya.
3. Menjaga Konsistensi
Orang tua tak bisa menghentikan tangisan anak mereka, sebaiknya biarkan mereka menangis. Karena ketika orang tua sudah 'dikalahkan' oleh tangisan, anak-anak akan terus melakukannya sebagai bentuk konsistensi. Portegal membandingkan hal ini dengan cara kerja mesin game slot. Biasanya seseorang akan terus memainkan permainan tersebut meski mereka tidak mendapat keuntungan di dalamnya. Begitu juga dengan tangisan anak.



Mengenali anak ketika menangis

Unknown   at  10.42  No comments


Ketika Anak Menangis
Sebagai seorang guru terkadang menjumpai anak yang menangis, atau marah tanpa sebab, hal  semacam ini bisa mengundang rasa ketidak sabaran pada diri kita sebagai seorang guru ataupun orang tua sendiri. Menurut para ahli berpendapat bahwa selalu ada alasan di balik tangisan seorang anak. Anak dan balita biasanya memiliki tiga motivasi dasar ketika menangis, seperti dilansir oleh My Health News Daily (14/04), diantaranya anak meminta perhatian, anak mempunyai keinginan, menghindari perintah, dan mejaga konsekuensi.
1. Anak meminta perhatian
Pada dasarnya anak selalu ingin diperhatikan, di sayang, dituruti segala kemauannya, ataupun biasanya memulai dengan bertingkah sangat manis dan menyenangkan. kemudian ketika perhatian orang tua mereka teralihkan, mereka akan mulai rewel untuk mendapatkan perhatian lagi.
Cara mengatasinya adalah dengan tak melakukan apa-apa. Orang tua sebaiknya tetap mengabaikan anaknya ketika mereka mulai rewel meminta perhatian, tentu saja dengan catatan bahwa pengabaian ini tak berdampak buruk pada anak. Jika orang tua terus memberikan perhatian mereka ketika anak menangis, ini membuat anak mempelajari bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian orang tua. Selanjutnya dia akan terus menangis
2. Menghindari Perintah
Anak dan balita juga suka menangis untuk menolak perintah dari orang tua mereka. Misalkan untuk tidur atau membersihkan mainannya. Jenis tangisan ini dilakukan untuk mengulur waktu agar mereka tak disuruh melakukan hal yang tidak mereka sukai. Selain itu, anak akan menangis karena merasa perintah orang tua mengganggu hak otonomi mereka. Jika ini terjadi, jangan abaikan anak. Mengabaikan jenis tangisan ini justru bisa berdampak buruk. Sebaiknya orang tua memberikan penjelasan yang baik pada anak untuk melakukan sesuatu sebelum dia mulai menangis. Ketika meminta anak melakukan sesuatu, orang tua juga bisa menawarkan bantuan sehingga mereka merasa tidak kesulitan dan mau melakukannya.
3. Menjaga Konsistensi
Orang tua tak bisa menghentikan tangisan anak mereka, sebaiknya biarkan mereka menangis. Karena ketika orang tua sudah 'dikalahkan' oleh tangisan, anak-anak akan terus melakukannya sebagai bentuk konsistensi. Portegal membandingkan hal ini dengan cara kerja mesin game slot. Biasanya seseorang akan terus memainkan permainan tersebut meski mereka tidak mendapat keuntungan di dalamnya. Begitu juga dengan tangisan anak.



Continue Reading→

Selasa, 10 Maret 2015




 

Jenis-jenis media pengajaran

Media yang dapat digunakan dalam pengajaran terdiri atas berbagai macam jenis namun secara khusus media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : (1) Media Visual (2) Media Audio (3) Media Audio-Visual  dan (4) Benda asli.
1.      Media Visual
Media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis media ini terdiri dari:
a.       Media Gambar Dalam (still pictures) dan Grafis contohnya : Grafik, Bagan, Peta, Diagram, poster, karikatur, komik, gambar mati, photo.
b.      Media Papan contoh: papan tulis, papan flannel, papan temple dan papan pameran.
c.       Media dengan proyeksi contohnya: slide, film strips, Opague projector, transparansi, microfilm.
2.      Media Audio
Media Audio merupakan media yang menggunakan indera pendengar. Media ini memiliki kerakteristik pemanipulasian pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara. Media ini sangat cocok untuk kepentingan pengajaran bahasa (Mulyani sumantri, 1999:186). Yang termasuk dalam jenis media ini antara lain: Cassette tape recorder dan radio.
3.      Media Audio-Visual
Media ini merupakan media yang selain bisa dipandang atau dilihat juga dapat didengar. Jenis media ini antara lain : Televisi dan video.
4.      Benda asli atau orang.
Merupakan media yang terdiri atas benda asli atau benda sebenarnya yang membawa pangalaman nyata bagi peserta didik  misalnya : Specimen (bagian dari bagian benda yang sebenarnya), Museum, laboratorium luar sekolah, darma wisata dan lain-lain.
            Dari empat jenis media tersebut di atas ketika dikaitkan dengan pembelajaran untuk sekolah dasar untuk kurikulum 2013 tentu saja media yang paling efisien dan efektif serta mudah diperoleh untuk pembelajaran tentu saja media audio- visual dalam bentuk video pembelajaran karena mudah  dan gampang untuk dibuat dengan memanfaatkan kemajuan teknologi

Media TIK

Unknown   at  05.35  No comments




 

Jenis-jenis media pengajaran

Media yang dapat digunakan dalam pengajaran terdiri atas berbagai macam jenis namun secara khusus media tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : (1) Media Visual (2) Media Audio (3) Media Audio-Visual  dan (4) Benda asli.
1.      Media Visual
Media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan menggunakan indera penglihatan. Jenis media ini terdiri dari:
a.       Media Gambar Dalam (still pictures) dan Grafis contohnya : Grafik, Bagan, Peta, Diagram, poster, karikatur, komik, gambar mati, photo.
b.      Media Papan contoh: papan tulis, papan flannel, papan temple dan papan pameran.
c.       Media dengan proyeksi contohnya: slide, film strips, Opague projector, transparansi, microfilm.
2.      Media Audio
Media Audio merupakan media yang menggunakan indera pendengar. Media ini memiliki kerakteristik pemanipulasian pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara. Media ini sangat cocok untuk kepentingan pengajaran bahasa (Mulyani sumantri, 1999:186). Yang termasuk dalam jenis media ini antara lain: Cassette tape recorder dan radio.
3.      Media Audio-Visual
Media ini merupakan media yang selain bisa dipandang atau dilihat juga dapat didengar. Jenis media ini antara lain : Televisi dan video.
4.      Benda asli atau orang.
Merupakan media yang terdiri atas benda asli atau benda sebenarnya yang membawa pangalaman nyata bagi peserta didik  misalnya : Specimen (bagian dari bagian benda yang sebenarnya), Museum, laboratorium luar sekolah, darma wisata dan lain-lain.
            Dari empat jenis media tersebut di atas ketika dikaitkan dengan pembelajaran untuk sekolah dasar untuk kurikulum 2013 tentu saja media yang paling efisien dan efektif serta mudah diperoleh untuk pembelajaran tentu saja media audio- visual dalam bentuk video pembelajaran karena mudah  dan gampang untuk dibuat dengan memanfaatkan kemajuan teknologi
Continue Reading→

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Discussion

Jumlah Pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengunjung

© 2013 Goresan Senja. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9Published..Blogger Templates
Blogger templates. creative by Ahmad.